Munculnya fenomena beautypreneur alias pebisnis kecantikan yang masih eksis di tengah pandemi.Tidak sedikit diantara mereka yang sukses menjadi crazy rich baru di saat bisnis yang lain tiarap.
Hal ini juga diungkapkan oleh dr Aldjoefrie, Managing Director dari dr Aldjoefrie Aesthetic Institute sebuah lembaga kursus estetika dan kecantikan di Surabaya menyebut tren beautypreneur akan terus ada dalam kondisi apapun. “Karena saat ini penampilan yang menarik bukan sekedar pelengkap, tapi menjadi sebuah kebutuhan. Itulah sebabnya semakin banyak yang ingin terjun sebagai beautypreneur,” kata dr Aldjoefrie, Senin (27/9/2021).
Sebagai sebuah lembaga pendidikan kecantikan dan estetika yang berdiri sejak 2008, dirinya menyebut telah meluluskan lebih dari 3.000-an alumni yang tersebar hingga ke seluruh Indonesia. Meskipun pandemi menghantam ekonomi tanah air sejak 2020 silam, dr Aldjoefrie Aesthetic Institute mengaku semangat para siswa untuk menjadi beautypreneur masih tetap ada.
Permintaan Kursus Hingga Luar Surabaya
Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan kursus tidak hanya di Surabaya, tapi juga menerima permintaan menyelenggarakan kursus estetika dan kecantikan di beberapa kota seperti Jakarta, Batam Bali dan Medan, melalui websitenya, www.kursusestetika.net.
“Kini beautypreneur juga luas, tidak hanya mereka yang memiliki brand kosmetik saja, tapi mereka yang berkecimpung di dunia estetika dan kecantika. Karena beautypreneur adalah bisnis yang terus berkembang dan peminat serta pasarnya cukup banyak,” beber dr Aldjoefrie.
Diminati Berbagai Kalangan
Meluasnya bisnis beautypreneur juga tak lepas dari pelaku bisnis tersebut yang tidak hanya didominasi kalangan medis (dokter maupun perawat) namun kalangan umum yang juga ingin mencicipi gurihnya cuan sebagai beautypreneur.
Sebagai seorang dokter sekaligus pendidik, dr Aldjoefrie berharap bahwa ke depan bisnis kecantikan dan estetika di tanah air semakin berkembang sehingga tidak kalah dibandingkan negara lainya seperti Thailand maupun Korea yang kerap jadi jujugan belajar kecantikan dan estetika.
“Tidak perlu jauh-jauh juga belajar kecantikan dan estetika di luar, karena di dalam negeri kesempatan untuk belajar dan menjadi beautypreneur cukup berkembang. Tinggal mencari kursus dan belajar yang tepat,” jelas dr Aldjoefrie.
Dua jenis Kursus
Untuk memfasilitasi calon beautypreneur, dr Aldjoefrie Aesthetic Institute membagi kursus dalam 2 jenis, yaitu medis dan non medis. Untuk kursus non medis mengajarkan berbagai materi tentang kecantikan dan estetika dari awam seperti pengetahuan dasar kulit, masalah yang kerap muncul pada kulit, hingga cara pemasaran sebuah klinik maupun salon.
Materi lainnya adalah kursus medis yang diikuti oleh para dokter mengajarkan materi yang lebih khusus di dunia estetika dan kecantikan seperti botox, laser, maupun stem plasma yang cukup diminati untuk terlihat awet muda.
Bagikan Ilmu Secara Online
dr Aldjoefrie juga cukup aktif membagikan ilmu di dunia beautypreneur secara online di melalui website maupun akun Instagram klinik. Dengan harapan siapapun bisa menjadi beautypreneur sebagai salah satu peluang bisnis. Meriahnya kosmetik dengan private label alias memiliki kosmetik dengan merek sendiri seperti para artis juga diajarkan secara khusus oleh dr Aldjoefrie.
“Kami ingin melahirkan beautypreneur yang kompeten, memiliki sertifikasi terbaik yang diakui oleh pemerintah. Sehingga ke depan beautypreneur tidak hanya diminati tapi menjadi bisnis yang juga bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya,” jelas dr Aldjoefrie yang juga memiliki kosmetik dengan brand DAC Beauty.
Buka Peluang Kerja Sama
Kemudahan lainnya adalah pihaknya terbuka untuk kerjasama dalam bentuk franchise (waralaba) kepada mereka yang tertarik membuka klinik kecantikan maupun estetika.
Kesempatan terjun di dunia beautypreneur tentu saja dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya kalangan medis namun non medis. Ivon, salah satu peserta asal Makassar meski berlatar belakang sekretaris, namun niatnya suskes sebagai beautypreneur cukup tinggi.
“Belajar di dr Aldjoefrie Aesthetic Institute memberi kesempatan kami yang bukan berlatar belakang medis untuk bisa jadi beautypreneur. Karena di sini kami diajari dari nol seputar dunia kecantikan dan estetika,”ungkap Ivon. Dia merencanakan membuka sebuah klinik kecantikan di Depok setelah lulus dari kursus ini. Dia beralasan, justru saat pandemi ketika banyak orang di rumah, justru dari pengamatannya bisnis salon dan klinik kecantikan tetap laris.